Postinor adalah salah satu obat yang sering disalahartikan oleh banyak orang, terutama dalam hal penggunaannya sebagai obat penggugur kandungan. Padahal, secara medis dan farmakologis, Postinor bukanlah obat aborsi, melainkan obat kontrasepsi darurat. Kesalahpahaman ini dapat berujung pada penggunaan yang salah, berbahaya, dan tidak efektif.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap dan mendalam mengenai fakta medis tentang Postinor, termasuk mekanisme kerja, waktu efektif penggunaan, efek samping, serta kenapa obat ini tidak bisa digunakan untuk menggugurkan kandungan. Artikel ini juga akan membahas alternatif medis yang benar untuk aborsi yang aman dan sesuai protokol kesehatan.
Apa Itu Postinor?
Postinor adalah nama dagang dari obat yang mengandung levonorgestrel, yaitu hormon sintetis yang mirip dengan progesteron. Obat ini termasuk dalam kelompok kontrasepsi darurat (emergency contraception) yang digunakan setelah terjadinya hubungan seksual tanpa pengaman atau jika metode kontrasepsi biasa gagal (misalnya kondom bocor).
Bentuk dan Dosis
Postinor umumnya tersedia dalam dua bentuk:
-
Postinor-1: Mengandung 1 tablet levonorgestrel 1.5 mg.
-
Postinor-2: Mengandung 2 tablet levonorgestrel 0.75 mg yang diminum dalam dua tahap dengan jeda 12 jam.
Fungsi Utama
Fungsi utama Postinor adalah mencegah kehamilan, bukan menggugurkan kandungan yang sudah terjadi. Oleh karena itu, pemahaman yang benar sangat penting agar penggunaannya tidak salah kaprah.
Bagaimana Cara Kerja Postinor?
Postinor bekerja melalui beberapa mekanisme yang bergantung pada waktu siklus menstruasi saat dikonsumsi:
-
Menunda atau menghambat ovulasi (pelepasan sel telur).
-
Mengubah lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma.
-
Mengubah endometrium (lapisan rahim) sehingga tidak mendukung implantasi jika ovulasi sudah terjadi.
Yang penting untuk digarisbawahi adalah: Postinor tidak bekerja jika sel telur sudah dibuahi dan telah menempel di rahim.
Fakta Penting: Postinor BUKAN Obat Penggugur Kandungan
1. Tidak Efektif Jika Sudah Hamil
Banyak orang menyangka bahwa karena Postinor bisa mencegah kehamilan, maka ia juga bisa menggugurkan kandungan. Ini salah besar.
Jika sudah terjadi implantasi embrio di rahim, Postinor tidak lagi memiliki efek. Karena itu, obat ini tidak akan menyebabkan keguguran dan tidak bisa digunakan sebagai obat aborsi.
2. Tidak Termasuk dalam Kategori Abortifasien
Abortifasien adalah obat yang secara medis dirancang untuk menghentikan kehamilan yang sudah terjadi, misalnya misoprostol (Cytotec, Gastrul) atau mifepristone. Postinor tidak termasuk dalam kelompok ini.
3. Tidak Menghancurkan Embrio
Secara farmakologi, levonorgestrel tidak memiliki kemampuan untuk mematikan embrio atau menghancurkan jaringan kehamilan. Obat ini bekerja sebelum kehamilan terjadi, bukan setelahnya.
Kapan Postinor Harus Digunakan?
Postinor harus dikonsumsi sesegera mungkin setelah hubungan seksual yang tidak terlindungi, idealnya dalam waktu 24 jam. Namun, efektivitasnya masih bisa dipertahankan hingga 72 jam (3 hari), walaupun semakin lama waktu konsumsi, efektivitasnya akan menurun.
Efektivitas Berdasarkan Waktu
-
<24 jam: Efektivitas 95%
-
24-48 jam: Efektivitas 85%
-
48-72 jam: Efektivitas 58%
-
>72 jam: Efektivitas sangat rendah atau tidak efektif
Efek Samping Postinor
Walaupun tergolong aman jika digunakan sesuai aturan, Postinor tetap memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai, di antaranya:
Efek Samping Umum
-
Mual dan muntah
-
Sakit kepala
-
Pusing
-
Kelelahan
-
Nyeri perut bagian bawah
-
Payudara terasa nyeri
-
Perubahan pola haid (terlambat atau lebih cepat)
Efek Samping Serius (Jarang)
-
Pendarahan tidak normal
-
Gangguan siklus menstruasi dalam jangka panjang
-
Reaksi alergi
Jika mengalami gejala serius atau berkelanjutan, segera konsultasikan ke dokter.
Mitos dan Fakta Seputar Postinor
Mitos 1: Postinor bisa menggugurkan kandungan
Fakta: Tidak benar. Postinor hanya mencegah kehamilan sebelum terjadi.
Mitos 2: Boleh digunakan sebagai kontrasepsi rutin
Fakta: Tidak dianjurkan. Postinor bukan untuk pemakaian jangka panjang. Efek samping akan meningkat dan efektivitas menurun jika digunakan terlalu sering.
Mitos 3: Postinor 2 lebih ampuh dari Postinor 1
Fakta: Dosisnya berbeda, tapi efektivitasnya hampir sama jika digunakan dengan benar.
Mitos 4: Bisa digunakan kapan saja dalam siklus menstruasi
Fakta: Postinor paling efektif jika diminum sebelum ovulasi. Jika sudah lewat masa ovulasi, efektivitasnya menurun drastis.
Perbedaan Postinor dan Obat Penggugur Kandungan
Aspek | Postinor | Obat Aborsi (Misoprostol) |
---|---|---|
Tujuan | Mencegah kehamilan | Mengakhiri kehamilan yang sudah terjadi |
Kandungan | Levonorgestrel | Misoprostol atau mifepristone |
Cara kerja | Menunda ovulasi, mengubah lendir rahim | Kontraksi rahim dan peluruhan jaringan janin |
Waktu penggunaan | Dalam 72 jam setelah hubungan seksual | Setelah kehamilan terkonfirmasi dan usia kandungan tertentu |
Legalitas | Legal sebagai kontrasepsi darurat | Terbatas pada kondisi tertentu sesuai hukum dan protokol medis |
Risiko Penggunaan Postinor yang Tidak Sesuai
Menggunakan Postinor sebagai obat aborsi bisa membahayakan karena:
-
Tidak efektif, sehingga kehamilan tetap berlanjut.
-
Menyebabkan gangguan hormonal serius.
-
Menunda penanganan medis yang seharusnya diberikan.
-
Menyesatkan dalam mengambil keputusan penting terkait kehamilan.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Sudah Hamil?
Jika tes kehamilan menunjukkan hasil positif dan seseorang tidak ingin melanjutkan kehamilan, langkah paling bijak adalah:
-
Konsultasi ke dokter kandungan.
-
Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui usia kehamilan.
-
Diskusikan pilihan yang sesuai hukum dan kondisi kesehatan.
Penanganan medis yang tepat dapat mencegah komplikasi seperti:
-
Infeksi rahim
-
Perdarahan hebat
-
Kerusakan organ reproduksi
-
Gangguan psikologis
Legalitas dan Etika Penggunaan Kontrasepsi Darurat
Di banyak negara termasuk Indonesia, kontrasepsi darurat seperti Postinor legal tetapi penggunaannya sebaiknya:
-
Atas resep atau anjuran dokter.
-
Tidak dijadikan metode kontrasepsi utama.
-
Digunakan dalam kondisi darurat, bukan kebiasaan.
Etika penggunaan juga penting, karena menyangkut tanggung jawab pribadi dalam berhubungan seksual dan mengambil keputusan kesehatan reproduksi.
Kesimpulan: Postinor Itu Apa, dan Apa Bukan?
Yang Benar tentang Postinor:
✅ Obat kontrasepsi darurat
✅ Bekerja sebelum kehamilan terjadi
✅ Mencegah ovulasi dan pembuahan
✅ Efektif bila diminum cepat
✅ Tidak untuk penggunaan rutin
Yang Salah tentang Postinor:
❌ Bukan obat penggugur kandungan
❌ Tidak efektif jika sudah hamil
❌ Bukan pengganti alat kontrasepsi biasa
❌ Tidak boleh digunakan berulang-ulang tanpa pengawasan dokter
FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Postinor
1. Apakah Postinor aman?
Ya, jika digunakan sesuai anjuran dan tidak lebih dari beberapa kali dalam setahun.
2. Apakah Postinor dijual bebas?
Di beberapa negara ya, namun di Indonesia penggunaannya sebaiknya melalui resep dokter.
3. Apakah Postinor menyebabkan kemandulan?
Tidak. Tapi penggunaan berulang bisa mengganggu keseimbangan hormon dan siklus menstruasi.
4. Apa yang harus dilakukan jika Postinor tidak berhasil?
Jika haid tidak datang 3 minggu setelah konsumsi, lakukan tes kehamilan dan konsultasi ke dokter.
Penutup
Postinor adalah solusi kontrasepsi darurat, bukan penggugur kandungan. Fakta ini harus diketahui oleh siapa pun yang mempertimbangkan penggunaan obat ini agar tidak terjadi salah kaprah yang membahayakan kesehatan. Jika Anda sudah hamil dan mempertimbangkan aborsi, jangan gunakan Postinor. Konsultasikan pilihan Anda kepada profesional medis untuk penanganan yang aman dan legal.